Menurut
buku wariga agung, Mebayuh bisa diketegorikan dalam dua klasifikasi ;
1.
Mebayuh
yang bersifat reguler atau berkelanjutan yang dilaksanakan setiap perubahan
status, misalnya dari staus anak - anak menjadi remaja, dari status remaja
menjadi dewasa (menikah), dari status dewasa menjadi orang tua, dan dari status
menjadi orang tua menjadi kakek atau nenek.
2.
Mebayuh yang dilaksanakan
karena kondisi tertentu, misalnya kelainan jiwa, terkena kesakitan, sering
menemui ala atau kecelakanaan dan hala - hal yang bersifat marabahaya lainnya.
Menurut
sastra: Lontar Jyotisha mebayuh atau metubah atau mebebangan untuk “mengurangi
keburukan dan menambah kebaikan” maka upacara itu dilakukan pada saat otonan
ybs menurut perhitungan: wuku, sapta wara, dan panca wara.
Otonan
berasal dari kata pawetuan dan lebih mendasar lagi berasal dari kata wetu, yang
artinya keluar atau lebih tepatnya dalam kaitan ini : lahir. Jadi otonan adalah
upacara memperingati hari kelahiran kita (manusia). Mengapa otonan perlu
diperingati melalui pelaksanaan upacara. Ada beberapa hal yang penting
dikemukakan :
1.
Menyatakan
terima kasih kepada Sanghyang Widhi karena roh diperkenankan lahir kembali
(re-inkarnasi) menjadi manusia. Kitab suci Sarasamuscaya VI.4 menyatakan :
“Apan iking dadi wang, utama juga ya, nimitaning mangkana, wenang ya tumulung
awaknya sangkeng sangsara, makasadhanang subhakarma, hinganing kottamaning dadi
wang ika”. Terjemahannya : Menjelma menjadi manusia itu adalah sungguh-sungguh
utama; sebab demikian, karena ia dapat menolong dirinya dari keadaan sengsara
(lahir dan mati berulang-ulang) dengan jalan berbuat baik; demikianlah
keuntungannya dapat menjelma menjadi manusia.
2.
Dalam
Lontar Wrhaspati Tattwa disebutkan bahwa manusia mempunyai tiga “badan” : stula
sarira, suksma sarira, dan duta karana sarira. Setiap manusia wajib memelihara
ketiga badan ini dengan baik agar dapat mencapai mokshartam jagaditaya ca iti
dharmah. Stula sarira dipelihara dengan menjaga kesehatan dan vitalitas. Suksma
sarira dipelihara dengan melaksanakan upacara-upacara manusa-yadnya. Dan bila
stula sarira dan suksma sarira dalam kondisi “sehat” maka dengan sendirinya
duta karana sarira akan sehat pula. Salah satu upacara manusa-yadnya adalah
otonan.
0 komentar:
Posting Komentar