Dalam ajaran agama Hindu terdapat empat
jalan untuk mencapai kesempurnaan hidup lahir dan batin (Jagadhita dan Moksa)
yang disebut dengan Catur Marga. "Catur" artinya empat,
"Marga" artinya jalan. Bhakti Marga,
Karma Marga,
Jnana Marga,
Raja Yoga
Marga.
1.
Bhakti Marga
Bhakti Marga adalah usaha untuk
mencapai Jagadhita dan Moksa
dengan jalan sujud bakti kepada Tuhan. Dengan sujud dan cinta kepada Tuhan
Pelindung dan Pemelihara semua makhluk, maka Tuhan akan menuntun seorang
Bhakta, yakni orang yang cinta, bakti dan sujud kepada- Nya untuk mencapai
kesempurnaan. Dengan menambah dan berdoa mohon perlindungan dan ampun atas
dosa- dosanya yang pernah dilaksanakan serta mengucap syukur atas
perlindungannya, kian hari cinta baktinya kepada Tuhan makin mendalam hingga
Tuhan menampakkan diri (manifest) di hadapan Bhakta itu.
Tuhan memelihara dan melindungi orang
yang beriman itu, supaya hidupnya tetap tenang dan tenteram. Jalan yang utama
untuk memupuk perasaan bakti ialah rajin menyembah Tuhan dengan hati yang tulus
ikhlas, seperti melaksanakan Tri Sandhya
yaitu sembahyang tiga kali dalam sehari, pagi, siang, dan sore hari dan
bersembahyang hari suci lainnya.
2.
Karma Marga
Karma Marga berarti jalan atau usaha
untuk mencapai Jagadhita dan Moksa dengan melakukan
kebajikan, tiada terikat oleh nafsu hendak mendapat hasilnya berupa
kemasyhuran, kewibawaan, keuntungan, dan sebagainya, melainkan melakukan
kewajiban demi untuk mengabdi, berbuat amal kebajikan untuk kesejahteraan umat
manusia dan sesama makhluk.
Selain itu Karma Marga berhampiran inti
ajarannya dengan Bhakti Marga,
yaitu mengarahkan segala usaha, pengabdian kebijaksanaan, amal dan pengorbanan
itu bukan dari dirinya sendiri melainkan dari Tuhan.
3.
Jnana Marga
Jnana Marga ialah suatu jalan dan usaha
untuk mencapai jagadhita dan Moksa dengan
mempergunakan kebijaksanaan filsafat (Jnana). Di dalam usaha untuk
mencapai kesempurnaan dengan kebijaksanaan itu, para arif bijaksana (Jnanin)
melaksanakan dengan keinsyafan bahwa manusia adalah bagian dari alam semesta
yang bersumber pada suatu sumber alam, yang di dalam kitab suci Weda disebut Brahman
atau Purusa.
Di dalam Upanishad dijelaskan bahwa
Brahman atau Purusa adalah sebagai sumber unsur- unsur rohani maupun jasmani
semua makhluk dan sumber segala benda yang terdapat di alam ini. Brahman
sebagai sumber segala- galanya mempunyai kekuatan yang dapat dikatakan hukum
kodrat, atau sifatnya yang menyebabkan Brahman berubah menjadi serba segala,
rohaniah maupun jasmaniah (sekala- niskala). Menginsyafi bahwa segala yang ada,
rohani maupun jasmani, benda yang berwujud (Sthula) maupun abstrak (suksma)
bersumber pada Brahman, maka para bijaksana (Jnanin) memandang bahwa semua
benda jasmaniah (jasad) dan wujud rohani (alam pikiran dan sebagainya) yang
timbul dari Brahman adalah benda dan wujud yang bersifat sementara (relatif).
Hanya sumbernya yaitu Brahman (Siwa) Yang Maha Agung yang sungguh- sungguh ada
dan mutlak (absolut).
Dengan kebijaksanaan (Jnana) mereka
dapat mencapai dharma yang memberikan kebahagiaan lahir batin dalam hidupnya
sekarang, di akhirat (Swarga) dan dalam penjelmaan yang akan datang (Swarga
Cyuta). Andaikata rahmat melimpah akhirnya mereka dapat menginjak alam
Moksa yaitu kebahagiaan yang kekal, yang menyebabkan roh (Atma) bebas dari
penjelmaan.
4.
Raja Yoga Marga
Raja Yoga Marga ialah suatu jalan dan
usaha untuk mencapai Jagadhita dan Moksa melalui
pengabdian diri kepada Sang Hyang Widhi Wasa yaitu mulai berlangsung dan
berakhir pada konsentrasi.
Dalam arti yang lebih luas yoga ini mengandung
pengertian tentang pengekangan diri. Dengan pengendalian diri yang ketat, tekun
dalam yoga, maka persatuan Atman dengan Brahman akan tercapai.
0 komentar:
Posting Komentar