Sejarah
benang Tri Datu dimulai saat pemerintahan Dalem Waturenggong Di Gelgel, untuk
menyatukan Nusa penida dibawah perlindungan Bali(Gelgel), akhirnya Patih
Jelantik (karang Buncing) diutus untuk menundukkan Dalem Bungkut(putra raja
Bedaulu), karena mengakui keunggulan patih Jelantik Beliau bersedia menyerahkan
kekuasaannya kepada Dalem Gelgel, dengan syarat, masyarakat Bali harus selalu
taat dan bakthi kepada Hyang Widhi dan leluhur, dan sebagai bukti maka
masyarakat Bali harus menggunakan benang Tri Datu, bila tidak maka mereka
berarti tidak bakti lagi sehingga Ancangan Ratu gede Mecaling akan menghukum
mereka, dan sejak itulah benang Tri datu yg memiliki arti Trimurti digunakan
sebagai identitas keagamaan di Bali dan saat ini seindonesia.
Dalam
perjalanannya benang TRIDATU juga bermakna sebagai kekuatan Tuhan dalam
mencipta(brahma) berarti kita harus selalu menciptakan kebaikan darma, kemudian
memelihara(wisnu) mengandung maksud kita akan selalu diingatkan untuk selalu
memelihara kebajikan/darma dan terklahir pralina(siwa) kita harus mau
menghilangkan rasa ketidak baikan /adarma. itulah salah satu kegunaan pemakain
benang TRIDATU.
Benang
tridatu mapelintir disebut benang sawit berwarna tiga:
merah = simbol Brahma,
putih = simbol Siwa,
hitam = simbol Wisnu,
mohon perlindungan/ tameng
dari Sanghyang Tiga Sakti/trimurti =
G.O.D Hyang Widhi Wasa.
0 komentar:
Posting Komentar